Thursday 29 November 2012

Lubang Buaya : Monumen Pancasila Jaya

Hallo Boss...!
Ini ada beberapa foto tentang sebuah monumen yang diambil pada tanggal 17 Agustus kemarin. Ceritanya begini, ehmm-ehem.. ijin minum dulu Boss.
Oke lanjuut.
Sore itu memang waktu yang pas untuk tidur, selain pas panas-panasnya dunia, pas liburan kuliah juga bertepatan dengan bulan puasa dan berpapasan juga dengan hari kemerdekaan. hehehe
Tidurku terhenti dengan datangnya teman2 masa lampau (SMP) ke rumah, berniat mengajak ngabuburit di lubang buaya sekalian mengenang kejadian tersebut mumpung momennya pas hari kemerdekaan. monumen lubang buaya ini tepatnya berada di Desa Cemetuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Kebetulan tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah. Bisa dijangkau dengan berkendara sepeda motor.
Monumen ini tidak terlalu luas, hanya terdapat sebuah patung garuda, dan beberapa patung yang lain. di tengah terdapat makam-makam dan terdapat tembok dengan relief-relief yang bercerita tentang jaman perang.

Malam ini Aneh...!!

Malam ini aneh??
Ah, perasaan tidak ada yang aneh dari keadaan halaman belakang dari Fakultas Sastra UJ. Sama seperti malam-malam sebelumnya dan malam sebelumnya lagi, setiap lepas pukul 10 malam sudah tak terlihat lagi adanya seliweran mahasiswa yang lewat. Palingan cuma beberapa anak yang sesekali mondar-mandir untuk nge-net gratisan di kampus.

Masak sih malam ini aneh?
Kayaknya masih saja seperti ini sejak kemarin malam. Lampu Gendut yang berdiri sendirian di arah Tenggara itu masih tetap setia menemani Si Mahoni yang kesepian. Terus, Sang Lampu dan tiang kurus nya yang berdiri tepat di sebelah Timur juga masih memberikan sinar redup nya untuk segerombolan Batu-Batu keras dan kerikil di bawah. Barisan pepohonan berbaris tak rapi dan tetap tegap walaupun selalu dipeluk oleh dingin nya malam. Dan cahaya itu, cahaya dari lampu bohlam di balik tembok kampus yang berlubang, masih rela mengintip di balik rimbun nya dedaunan Sastra.

Tuh kan, gak ada yang aneh kan?. Semuanya gak ada yang berubah kan?
Tapi.. Sepertinya memang ada yang aneh dengan malam ini. Tapi apa?

Thursday 1 November 2012

Sedang Terpesona pada Ekokritisisme (Ecocriticism)

Kata-kata yang menyenggol dengan 'eko' akhir-akhir ini membuat ku lebih sensitif.

Contohnya ya: Ekosistem, Ekologi, Ekonomi, dan eko-eko yang lainnya wes, tapi gak termasuk Mas Eko penjual melon lho. Dan, Ekokritisisme (Ecocritism) lah yang membuat saya klepek-klepek. Kok bisa?

Iya, ekokritik adalah sebuah bahasan baru atau teori baru yang akan menjadi bahan skripsi saya nantinya.,hehe amiien. Saya memakai teori yang aneh bin langka ini dikarenakan salah satu persyaratan untuk membuat skripsi Sastra sudah gak diperbolehkan lagi memakai teori-teori yang sering digunakan. Seperti teori psikologi-nya Freud. Mulai dari searching di Google sampai blusukan di jurnal-jurnal ilmiah demi menemukan si "Eko" ini, tapi alhamdulilah sudah nemu beberapa buku yang bisa menjadi acuan. Sampai sekarang, saya masih belum 'ngeh dengan arti ekokritisisme itu sendiri. Ada yang bilang bahwa ekokritisisme adalah suatu hubungan antara lingkungan fisik dengan karya sastra. Ada juga yang menghubungkannya dengan sebuah budaya. Waah bingung dah.. @_@

Butuh bimbingan dari para pakar nih. Mungkin mbak-mbak, mas-mas, dan adek-adek yang punya info berlebih tentang ekokritisisme ini mohon bantuannya.,hehehe
makasih yaa.

Thursday 4 October 2012

Between You, Stars, and Me

The unimaginable threat of pollutions

Like a rocketing population

Bring us to episode of mass extinctions

But, can you give kinds of solutions?


No matter it is wrong or right

We have to fight

For stars at night

To their smile in daylight


Oh, you my love

Look at the stars above

Full of peace, like a dove

Also need our love



by: widodo van sodhunk

Saturday 15 September 2012

Modem Cepet Panas? Kini Gak Lagi.....


Sekarang ini kebutuhan akan akses menuju dunia maya sungguh menjadi prioritas hampir dari setiap mahasiswa, termasuk aku sendiri. Karena fasilitas wifi yang kurang bersahabat, modem adalah salah satu alat yang paling praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Ke WC juga bisa kok (sapa tau pengen posting sambil cari inspirasi di sana..hehe)

Nah, masalah yang paling sering muncul saat memakai modem yaa "modem cepat panas". Baru dipakai 1 jam aja ato bahkan kurang dari itu modem sudah kepanasan dan akibatnya koneksi internet-pun jadi terganggu.

Nah sebagai solusinya aku minta tolong ke pakar modif-memodif barang elektronik, Mas Odhol, untuk membuatkan kipas untuk modemku. Langsung saja berangkat membeli barang2 yg dibutuhkan.
1. kipas buat notebook 1 buah
2. kabel buat USB 1.5 meter
3. tali plastik (untuk mengikat kipas dan modem)

kipasnya persis kayak gini
Setelah semua bahan terkumpul,
Langkah awal; ngancurin chasing kipas dan hanya diambil 2 kipas yang ada di dalamnya. {(-_-) eman2.. padahal baru aja beli udah diancurin}.

Langkah kedua; Jepit modem dengan kipas dan tali di ke-empat sisinya dengan kuat
Langkah ketiga; Rapikan

Setelah semuanya selesai kira-kira penampakannya seperti ini



 Pembuatan kipas untuk modem sudah selasai, sekarang waktunya ujicoba ^-^

Kipas menyala, asyiikk..!


Koyok robot



Modem jadi Adem



Sunday 12 August 2012

Panas kok mendung

pagi mendung
siang panas
sore panas
malam mendung
mendung panas
panas mendung

mendung kok panas?
panas kok panas?
mendung apa mendung?
ah, biarlah!

Thursday 9 August 2012

Buka Puasa di Gumuk Kerang

Halloo Boss.........
Wah ternyata sudah lama gak ngutak-atik blog, hehe. Hmm., cerita tentang apa ya ? Oh iya, saya mau cerita tentang kegiatan ngumpul-ngumpul saja ya.

Kemarin, 8 Agustus 2012, tiba-tiba bau semerbak tempat pelelangan ikan Puger tercium jelas di luar Sekretariat SWAPENKA. Ternyata Si Ujep dan Sloo Bekisar sudah manggul dua kresek besar yang berisi ikan laut. Mereka baru datang membeli ikan di Puger buat persiapan buka puasa bareng MAPALA Se-Jember di Gumuk Kerang (sebuah gumuk kecil yang terletak tak jauh dari kampus UNEJ).

Siangnya, beberapa peralatan untuk memasak mulai berdatangan. Ada yang membawa wajan, galon, blender, dan lain-lain wes. Pembagian tugas dimulai. ngupas bawang, ngiris cabe, masak nasi, dan bumbu-bumbu di handle para cewek (mak kyok ngene? jare wes jaman emansipasi?) :D. Sementara para cowok membuat perapian untuk bakar ikan dan yang lainnya korah-korah..haha

Aroma gurih bawang goreng, terasi dan ikan semriwing beterbangan mengikuti angin, menggoda orang yang berpuasa.

Cewek-cewek pembakar ikan :-D
Perjuangan belum usai, setelah semua masakan sudah siap, teman-teman membawa bahan makanan ke tempat yang telah disepakati yaitu Gumuk Kerang. Nasi sebakul, galon berisi air full, dan yang pastinya ikan bakar dan ikan goreng gak mau ketinggalan. Semua itu harung diangkut ke atas gumuk, padahal jalannya begitu menanjak dan ditumbuhi beberapa semak belukan di samping kanan-kirinya. Semangat kebersamaanlah yang membuat rasa lelah menaiki gumuk seakan hilang begitu saja.

Tepat sampai di puncak adzan magrib tanda berbuka langsung berkumandang. Es buah sudah tertata rapi beralaskan rumput di depan kami.. Hemm, buka puasa kali ini cukup berkesan.

Cahaya lampu kota semakin indah di bawah sana, seindah bintang di gelap malam. Api unggun dan jagung bakar menjadi teman di malam yang penuh kebersamaan.

SALAM LESTARI..!

Friday 22 June 2012

Kuliner Sitimewa: Mie Monster Ugal-Ugalan

Kawan, malam ini, 21 Juni 2012, keadaan di sini terlihat seperti malam-malam biasanya. Suara klakson mobil di belakangku, mesin-mesin kendaraan di samping kiri dan depan yang terus menderu-deru, ditambah teriakan knalpot mengeluarkan asap debu seakan  turut memeriahkan suasana hiruk-pikuk Jalan Jawa. Ya, Jalan Jawa itu tepat berada di sebelah Selatan area kampus Universitas Jember, jalan yang selalu tidak pernah sepi dengan lalu-lalang kendaraan karena menjadi salah satu jalan utama bagi mahasiswa yang mondar-mandir dari kampus-kosan. Pemandangan di sepanjang trotoar jalan dijejali dengan warung-warung lesehan dan warung kopi, sesekali terlihat pasangan muda-mudi yang berjalan sambil bergandengan tangan dengan menjinjing sebungkus nasi goreng di tangan yang satunya.

Sesekali tercium aroma sedap dari bawang putih yang digoreng dari salah satu warung, menambah rasa lapar yang sedari-tadi terpendam. Ku sapukan pandangan mata di kanan-kiri jalan, di papan-papan menu, untuk menemukan jenis kuliner yang pas buat mengganjal perut malam ini, puluhan warung dengan pilihan menu yang hampir seluruhnya sama telah ku lewati. Tiba-tiba aku tertarik pada sebuah rombong penjual nasi goreng yang terdapat di sisi kanan jalan, sebuah tempat makan sederhana 'tanpa papan nama' malah terlihat mencolok diantara rombong-rombong yang lainnya. "Krucuukk... krucuukk...!" perutku berbunyi, tanda sudah gak tahan menanti pasokan sembako nih..hahaha.

"Mas, Mie satu! makan sini."

Tak lama kemudian sepiring mie goreng ditemani segelas air bening telah siap disantap, tapiii..... Woow, ini sih namanya bukan sepiring nasi, tapi, segunung!!!

"Bisa gak ya aku menyantap habis seporsi mie yang bisa buat 3 orang ini kekenyangan?"
"Mas, baik hati ya baik Mas, tapi ya jangan ugal-ugalan gini porsinya. Ini sih porsi monster." #ngomel sendiri di dalam hati.


Mie Monster: "Reekkk.... ayo tulungi aku ngentekno iki!"-_-)

Sikat daahh, mumpung seharian belum makan..hehe sedikit demi sedikit lama-lama habis juga mie ini. Selain ukuran porsinya yang sungguh-sungguh ekstra jumbo, rasa mie monster ini juga mantap jayaa! Sitimewa!! Untuk urusan harga, hmm,, satu porsi Anda hanya mengeluarkan 5 ribu rupiah saja. Murah kan??
Nah, Mie Monster ini bisa Anda jadikan referensi salah satu wisata kuliner malam di Jember, khususnya daerah kampus.

Selamat malam....

NB:
Sebelum membeli Mie Monster, sebaiknya Anda dalam keadaan yang benar-benar lapar... :-D

Monday 18 June 2012

Si Daun Mungil Berjalan

Daun ini berjalan lho...
Gak percaya?? lihat dibagian bawah ada kaki mungil yang membuat tumpukan daun itu seperti berjalan..hehe.


Si Daun Mungil VS daun yang sudah gak mungil lagi

Ini dia Si Mungil yang sedari tadi di balik daun
Nah, gambar-gambar ini saya ambil pada tanggal 10 Juni kemarin di Cawang, Merubetiri. Cawang merupakan sebuah desa di ujung selatan kota Jember. Untuk mencapai desa ini dibutuhkan perjuangan ekstra yang menguras tenaga, jalanan berbatu dan berkelok menyambut pengunjung mulai dari pintu masuk Taman Nasional, dibutuhkan waktu lebih dari dua jam bersepeda motor.

Sore itu, sedang asyik-asyiknya ngopi di warung Bu Mamiek, tiba-tiba di kejauhan sepintas terlihat seonggok dedaunan yang kelihatan melayang, karena penasaran langsung saja saya mendekat, kemudian  Jprett.. Jeprett.. beberapa kali tombol dari kamera hasil pinjaman itu ku pencet. Terlihat dengan langkah gontai anak itu berjalan terus tanpa melihat jalanan di depannya, dia hanya melihat kebawah sepanjang perjalanan dengan beban dedaunan di punggungnya, mungkin karena dia sudah hafal jalan ini. Meskipun begitu jika dilihat gerakannya itu mirip orang mabuk (kayak di TV-TV itu lho) sesekali miring ke kanan, ke kiri, dan ke kanan lagi.

Yaa, coba bayangkan saja anak sekecil itu membawa beban yang hampir sama dengan porsi orang dewasa, pasti akan terasa menyiksa. Akhirnya setelah merasa kecapekan, daun itu dijatuhkannya, kemudian setelah istirahat sejenak dilanjutkan perjalanannya menuju kandang sapi di belakang rumahnya.

Kegiatan Ngramban atau mencari daun untuk pakan hewan ini sudah seperti menjadi kewajiban untuk beberapa ibu-ibu di daerah Cawang. Karena mereka memelihara sapi dan kambing sebagai hiburan dikala Sang suami pergi bekerja.

Thursday 7 June 2012

Sudut pandang yang berbeda

Sepoi angin melelapkan Jati
menidurkan sengon dan  trembesi
yang asyik berdendang melodi,

Melodi hijau yang telah mati

Cemara dan pinus sibuk mencari
mencari sang burung yang telah pergi
Pergi terusir gergaji
gergaji mesin si pencuri

aku rindu auman macan
aku menunggu alunan derkuku
Kata Beringin kepada inang-nya

Pepohonan kau tebangi
beton-beton kau tanami
cerobong itu kau pertinggi

Hutan kau bakar terganti uang
tanah kau gali terganti emas
itu semua berkedok eksplorasi
iya kan? maaf jika salah wahai mahluk pintar.

Aku, dia dan mereka
hanya menjerit saat terluka
dan menunggu
terus menunggu
Sebatang pohon kau tanam.

Thursday 17 May 2012

Alunan batang hujan



Betapa indahnya...

bila kuhadapi kegelapan,

kuhadapi kelaparan,

hujan,

bila kuhadapi kedukaan,

kuhadapi cacian,

teguran.

Sebagaimana yang dihadapi hewan

dan sebagaimana yang dihadapi

oleh batang-batang pohon..

Tuesday 1 May 2012

Hari Spesial Untuk Bumi Kita


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, tepatnya tanggal 22 April 2012 yang lalu. Ya, 22 April adalah Hari Bumi atau Earth Day. Momen ini dimanfaatkan oleh teman-teman pencinta alam se-Jember, beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian, dan komunitas sepeda Onthel Ambulu untuk menggelar long-march Hari Bumi yang bertemakan "Hitam yang Seharusnya Hijau".

Untuk persiapan acara ini sendiri terbilang dadakan. Lho kok bisa? Iya, karena acara ini dikonsep oleh teman-teman hanya dalam waktu satu minggu saja. Fantastis..!

Pagi: 06.30 Saya beserta rombongan pasukan dari SWAPENKA (Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam) menyiapkan segala sesuatunya (poster-poster, dan sarapan dulu tentunya) untuk menuju garis start acara, UNMUH Jember. Setelah semua pasukan ready, kami putuskan untuk tidak membawa sepeda motor alias jalan kaki.

06.42.. Halangan pertama muncul. Kami harus meloncati pintu gerbang besi Universitas, karena saat hari libur pintu ini selalu tertutup. Kartini-kartini dalam rombongan dengan acuhnya memanjat gerbang tanpa menghiraukan orang-orang yang memandangi mereka di Jalan Jawa. Setelah semua kru bebas, perjalanan dilanjutkan....

Tuesday 24 April 2012

Nggombal Mukiyoo

Pada suatu malam di sebuah terminal becak, entah tahun berapa saya lupa, yang saya ingat hanya harinya. Kamis wage.
Ada sepasang kekasih yang duduk di sebelah saya. Kalau gak salah namanya Kartini dan Kartono. Mereka terlibat pembicaraan yang sangat serius (kelihatannya sih..). Nguping ahh,.

Kartono: "Emm... Kartini, kamu tau nggak....?"
Kartini: "Enggak, Mas." (dengan wajah lugu nya, Kartini memandang wajah sang kekasih.)
Kartono: "Aku belum selesai ngomong Ni, jangan dipotong dulu!"
Kartini: "Baik, Mas. Memang tadi Mas Tono mau tanya apa to?(penasaran)
Kartono: "Kamu tau nggak kalau sebenarnya aku ini punya bakat terpendam?"
Kartini: "Bakat apa itu, Mas?"
Kartono: "Bakat buat ngebahagiain kamu." hehehe
Kartini: #klepek-klepek#....

Wednesday 28 March 2012

Aku dan Kamu

Merana aku karenamu
Kering kerontang kulit ku
Penuh sesak nafas ku
itu semua karena acuhmu

tetesan air rintik-rintik,
sinar mentari terik,
serta parodi suara jangkrik
tetap tak bisa meluluhkan plastik

Aku sedih,
Badanku perih
Aku sedih,
Badanku perih

Terdengar riuh
suara bergemuruh
itu jeritan hewan-hewan berparuh
yang membuat hatiku runtuh
dan kamu tetap acuh

Nafasku
tersedak asap pabrik mu
tersedak asap mesin mu
serta asap hutan terbakar itu.

Kamu ingin aku bersahabat,
tetapi kamu menyakiti sahabat
apa kamu tahu apa itu sahabat?
kini, aku, tidak bisa bersahabat.

Thursday 22 March 2012

EART HOUR SUDAH DEKAT.... KAMPANYEEEEE


Ini bukan kampanye pemilihan Lurah atau kampanye tentang kenaikan BBM, kawan. Tetapi saya kampanye EARTH HOUR. pasti semuanya sudah tahu apa itu Earth Hour. Earth Hour adalah sebuah kegiatan yang diadakan oleh WWF (World Wildlife  Fund) dan selalu dilaksanakan pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya, meminta rumah dan perkantoran memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu HANYA satu jam saja
Jadi, Matikan lampu pada tanggal 31 Maret besok ya. Jangan lupa..!!! 31 Maret 2012 jam 20.30 sampai 21.30 waktu setempat matikan lampu yang tidak dipakai. Kalau bisa dimatikan semua ya gak apa-apa...hehe
Mari kita mulai dari hal-hal terkecil seperti ini untuk dunia yang kita cintai, semoga bumi kita makin aman.

Monday 19 March 2012

Nunut Ngiyup

Sabtu, entah tahun berapa. Burung-burung bahagia di dahan Mahoni mulai mendendangkan kebahagiaannya. Sinar mentari berusaha menerobos masuk melalui celah-celah ranting yang berdansa dengan belaian angin pagi, secercah cahaya menyilaukan mata saat ku menatap ke atas. Lekas ku menghalaunya dengan tangan kananku.

Gubuk kecil yang aku jaga tiba-tiba di datangi oleh seorang lelaki paruh baya dengan pakaian seadanya. Sebuah tas ransel coklat tak ber-merek terliht lemas di punggungnya. Tubuhnya sekitar 150cm, rambut hitam-cepak,keriting, kulit tidak begitu kuning, dengan cekungan mata yang terlihat begitu jelas menghiasi wajahnya.

Dia duduk di bangku dari bambu dan menaruh ranselnya di sebelah kirinya. Sambil menyapukan pandangan, dia terlihat mencari sesuatu, atau tepatnya seseorang.

"Maaf, Mas. Ada yang bisa saya bantu?" tegurku pelan.
"Anu, Dek. Boleh saya nunut istirahat di sini sebentar, di gubug adek?"
"........"


SELESAI

Saturday 10 March 2012

Sembilan-Tiga-Satu Dua

Sembilan Tiga Satu Dua
Ku menapaki sepi tubuhmu
Di kejauhan mata, terlihat samar
lekuk tubuhmu yang telah usang
Sisa air hujan semalam menyisakan
pekikan kecil orang tak waspada
Tubuhmu remuk menganga bagai
makam tak terawat, Menyedihkan


Sembilan Tiga Satu Dua
Ku berjalan di dalam sepi
Dan ku tengok jam yang bergelayut di lengan
Ahh, masih jam delapan lewat, gumamku
Kemanakah keceriaan, canda tawa, dan bayi dalam gendongan?
Yang terdengar hanya kokokan ayam jago
di malam hari, Aneh


Sembilan Tiga Satu Dua
Semakin sepi
Masih sendiri melewati ular air
Simbol kemakmuran desa
Desisannya terdengar bagai angin musim hujan
bergemuruh penuh semangat
Lampu remang di kejauhan itu
menuntunku melewati sepi
lelah, ku duduk di tepi tanggul kecil
sambil melayangkan ingatan
tempat ini di masa dulu, Tetap sepi.

Friday 9 March 2012

TAWON ENDAS


tawon endas


Saya yakin hampir setiap orang pasti tahu atau minimal pernah mendengar nama hewan mungil yang satu ini. Ya, Tawon endas dan di daerah lain ada yang menyebutnya TAWON GUNG.

Tadi pagi, 9 Maret 2012, 06:32 WIB, saya jalan-jalan di kebun belakang rumah yang lumayan masih tertutupi oleh rerimbunan daun aneka jenis tanaman. Itu salah satu kegiatan rutin yang selalu saya lakukan ketika di rumah, menghirup udara pagi dan melihat-lihat tanaman pisang apa sudah ada yang siap panen, atau hanya sekedar membersihkan tanaman tersebut dari daun keringnya. Setelah tuntas ngubek-ngubek kebun, bawah pohon rambutan adalah pilihan tepat untuk merebahkan tubuh dan menghilangkan penat. Lha, tiba-tiba saat membuka mata saya tersadar kalau tepat di atas kepala saya, agak ke kanan sedikit, terdapat seonggok sarang tawon endas yang menggelantung dengan seksinya dihiasi dengan penghuninya yang hilir-mudik bergantian memasok bahan makanan ke dalam sarang. Ada juga yang hanya sesekali ber-patroli di sekeliling sarang.

Tentu saja jantungku berdegup kencang seketika. Kenapa? Ya, tentunya ngeri berada pada posisi sedekat itu dengan segerombolan koloni tawon yang terkenal akan keganasannya tersebut. Dan tak kenal ampun!. Siapa tau ada seekor tawon yang iseng pengen ngentup karena melihat ada orang yang keren di bawah sarangnya.

Rumah tawon endas di dahan rambutan itu sebenarnya belum terlalu besar daripada sarang-sarang tawon endas yang pernah aku lihat saat masa SD dulu. Yang ini sih hanya seukuran bola sepak. Dulu, saya pernah melihat sarang tawon yang sepanjang anak kambing yang baru lahir. Itu pengelihatan saya ketika masih SD lho, jadi ya kelihatan besar sekali..hehe

####

Saya ingat kejadian jahil ketika saya masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Waktu dimana masih senangnya bermain saat sepulang sekolah dan malas tidur siang. Kami berlima, Huda, Oni, Deni, Susan, dan Saya sendiri tentunya, main ketapel. Tujuannya tak lain adalah untuk berburu burung atau tupai. Tetapi, setelah sekian lama nggak mendapatkan buruan kami melihat ada rumah tawon raksasa bergelantungan. Ahaa.. insting jahil kami muncul dan hanya dengan satu komando, rumah tawon ganas itu dihujani batu dan membuatnya berbentuk abstrak, rusak gak karuan. Kalian pasti tahu apa hal selanjutnya yang akan terjadi. Ya, Tentu saja kami lari tunggang langgang dikejar oleh se-koloni tawon endas yang ngamuk karena rumah mereka diganggu. ada yang menembus semak-semak belukar penuh duri, ada yang berinisiatif langsung nyemplung ke kali, dan ada yang lari secepat-cepatnya pulang kerumah.

Keesokan harinya saya bertemu Si-kerempeng, Deni, sambil sedikit menahan tawa saya mengamati ada hal yang berbeda di tubuhnya. Deni duduk di depan rumah dengan bentuk wajahnya yang aneh, kepalanya tersengat tiga kali. Dan ini mengakibatkan kepalanya bengkak, sampai untuk membuka mata pun dia seperti mengerjakan soal ujian matematika, suliit.!. Bentuk tubuh dan kepalanya menjadi tidak proporsional lagi, kalian bisa bayangkan sendiri bentuknya seperti apa. Anak kelas 3 SD, Bertubuh kerempeng dengan kepala bengkak. Mungkin kayak Ulat.

Kita kembali lagi ke tawon endas yang pemberani. Mereka sebenarnya adalah hewan yang cuek, buktinya tadi pagi, meskipun saya berada di bawah sarangnya dalam kurun waktu yang terhitung lama, mereka cuek saja. Tetapi ada hal yang menarik dari Tawon ini, yaitu rasa peduli dan semangat kerja sama. Mereka peduli terhadap rumah tercintanya, kepada saudaranya, dan kerjasama tentunya untuk menyerang siapapun yang mengganggu rumah mereka.

BIARKAN MEREKA APA ADANYA! SELAMA TIDAK MENGGANGGU, JANGAN GANGGU MEREKA.!
AYAHAB...!!

Thursday 8 March 2012

Rindu "Update Status" di Blog

Hmmm... Rindu, kangen, pengen ketemu, de el el sederetan kata-kata itu sebenernya artinya sama. Intinya, sudah lama gak ketemu dan pengen ketemu lagi. Rindu pengen nulis lagi se-adanya di Blog yang se-adanya ini. Setelah hampir satu bulan lebih, bahkan hampir dua bulan saya gak nulis, akhirnya baru malam ini kesampaian pegang keyboard warnet (maklum harus ke warnet dulu kalau mau nge-blog. hehe).

Biasanya cuma update status sak karepan di FB (fesbuk) lewat hape tiap dua hari sekali (bo'ong) sekarang beda, waktunya Update Status di blog. Tapi pas pegang keyboard kok malah bingung mau menulis apa, padahal dulu banyaaaak sekali hal yang ingin ditulis. Mulai dari perjalanan mancing di Situbondo yang gagal gara-gara air laut surut, kegiatan lucu, menyedihkan, dan mengharukan di sekretariat, jalan-jalan ke air terjun tancak di daerah Jember, sampai ngerjain Dewi Dhomiroh alias Kluwek yang lagi ulang tahun.

Yaa, saya coba untuk mengingat-ingat lagi. siapa tahu cerita-cerita tersebut bisa nambah koleksi status di sini... hehehe
Waah, tak terasa ternyata sudah pagi. Hujan dari tadi juga belum reda, kopi panas sudah menunggu saya, Kawan.

Selamat pagi..!
Sampai jumpa esok hari. dan,

Salam Lestari..!

Tuesday 17 January 2012

Tilang Ohh Tilang

Perjalananku dari rumah menuju kampus pagi tadi (16/01) sama tidak mulusnya dengan jalanan yang kulewati.

Seperti biasa, saat akhir pekan ku sempatkan untuk mengunjungi rumah sejenak di Banyuwangi. Perjananan bisa ditempuh sekitar 2 jam dengan mengendarai sepeda motor, dengan kecepatan sedang tentunya (aku enggak berani ngebut-ngebut)..hehe. Jalan aspal yang kadang-kadang mulus dan sering berlubang setia membuat sepeda dan tubuhku berguncang sepanjang perjalanan. Untungnya kepenatan itu bisa sedikit hilang setelah sampai di gunung kumitir karena selain pemandangan yang terlihat begitu indah, udara dengan aroma pinus seakan membuat pikiranku tenang.

Tadi pagi, setelah berpamitan dengan Sang Nenek, langsung ku arahkan sepeda motor kesayanganku mengikuti jalanan yang seperti biasanya. Baru setengah jam perjalanan, tepatnya di kota Genteng, ada kerumunan orang di pinggir jalan dan beberapa polantas wira-wiri di sana. Aku kira ada kecelakaan atau apa. Ehh, ternyata ada operasian (tilang-an). Santai saja kulewati satu persatu polantas yang dengan semangatnya memberhentikan para pengendara yang lewat. Saat di Pak Polisi yang barisan paling akhir,aku disuruh menepi.

"Selamat pagi, bisa lihat surat-suratnya!" Sapa pak polantas dengan wajah sangarnya
"Oh, ini pak." sambil ku sodorkan STNK dan SIM dengan tenangnya.
"Ayo ikut saya..."
"...????"

Thursday 5 January 2012

Sebelum 12 Merubah 11...

sebelum 11 menjadi 12
tersenyum menyombong si mentari
awan kelabu minder dan pergi
barisan kotak besi
raksasa berbaris rapi

sebelum 11 menuju 12
sisa-sisa asap kelam
meninggalkan bekas kusam
di udara yang bersih
dan hidung ku tutup risih

sebelum 11 menjadi 12
di jalanan yang berlubang
seperti kapal diterjang
gelombang pasang
sebuah balok kecil terbang
melayang.............

berguling di aspal yang tak lagi hitam
bak meriam
dia menghujam..

di tikungan itu,
waktu mengharu biru
sang bayu menarikan tarian sendu.


Sebelum 12 Merubah 11... oleh: Widodo van Sodhung

Sunday 1 January 2012

Mayat Imigran dan Ikan-Ikan Banyuwangi

"Le, Siro ojok mangan iwyak segoro, iwyake mangan uwong..!" (Le, kamu jangan makan ikan laut, ikannya makan manusia..!)

Hmm.. itulah kalimat pembuka yang dilontarkan nenekku dengan logat banyuwangen-nya yang sangat kental, saat aku makan siang. Maklum, aku tinggal di lingkungan yang notabene adalah orang Banyuwangi asli.

Mendengar kalimat itu, acara makan ku seketika terhenti. Sementara di dalam mulut nasi belum ku telan. Nasi itu seakan tidak sabar untuk segera masuk ke dalam lambung. Berhenti bukannya jijik atau apa tetapi sejenak otak ku bertanya-tanya tentang mayat siapa yang dimaksud nenek. Akhirnya aku teringat tentang kejadian tenggelamnya kapal yang berisi para imigran gelap di daerah Trenggalek beberapa waktu yang lalu.

"Waduh, ternyata mayatnya sampai terbawa arus ke Banyuwangi juga ya. Jauh sekali.." gumamku pelan.


Ahh, tapi aku enggak terlalu memikirkan tentang isu ikan Banyuwangi yang menyantap mayat itu, ku lanjutkan saja acara kunyah-mengunyah yang sempat tertunda tadi. Dalam sekejap nasi, sambel, pepes lemuru, dan krupuk yang ada di hadapan ku ludeess.. Masakan nenek memang mantap jayaa..!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Esok paginya ternyata banyak orang yang membicarakan kejadian alam yang lumrah tersebut. Sampai-sampai para penjual ikan di pasar terkena dampak dari isu yang mengguncang kawasan Banyuwangi, khususnya di lingkungan ku, mulai dari dagangannya yang gak laku sampai ada yang gak mau menjual ikan laut gara-gara takut kalau ikannya gak laku.

Selain penjual ikan, para penikmat ikan juga mulai ragu-ragu untuk sekedar mencicipi gurihnya ikan lemuru goreng. Termasuk nenekku, beliau sekarang jadi 'paranoid' terhadap ikan. Yaah, dasarnya nenek orangnya memang mudah percaya.

Hal yang berkembang dari mulut-ke mulut itu akhirnya membuat nelayan yang jauh di pantai sana enggan untuk melaut, modal yang akan mereka keluarkan tidak sebanding dengan harga ikan yang merosot drastis. Mereka akan rugi..!

Bagiku pribadi, ikan-ikan itu tetap terasa nikmat. Positive thinking aja. Kan gak mungkin semua ikan yang hidup di laut Banyuwangi menyantap mayat-mayat imigran tersebut, meskipun ada beberapa dari mereka (ikan) yang mencicipi, itu pada akhirnya juga akan menjadi daging.. hehehe. Itu memang rantai makanan, pikirku.