Monday, 19 March 2012

Nunut Ngiyup

Sabtu, entah tahun berapa. Burung-burung bahagia di dahan Mahoni mulai mendendangkan kebahagiaannya. Sinar mentari berusaha menerobos masuk melalui celah-celah ranting yang berdansa dengan belaian angin pagi, secercah cahaya menyilaukan mata saat ku menatap ke atas. Lekas ku menghalaunya dengan tangan kananku.

Gubuk kecil yang aku jaga tiba-tiba di datangi oleh seorang lelaki paruh baya dengan pakaian seadanya. Sebuah tas ransel coklat tak ber-merek terliht lemas di punggungnya. Tubuhnya sekitar 150cm, rambut hitam-cepak,keriting, kulit tidak begitu kuning, dengan cekungan mata yang terlihat begitu jelas menghiasi wajahnya.

Dia duduk di bangku dari bambu dan menaruh ranselnya di sebelah kirinya. Sambil menyapukan pandangan, dia terlihat mencari sesuatu, atau tepatnya seseorang.

"Maaf, Mas. Ada yang bisa saya bantu?" tegurku pelan.
"Anu, Dek. Boleh saya nunut istirahat di sini sebentar, di gubug adek?"
"........"


SELESAI

No comments:

Post a Comment