Sunday, 1 January 2012

Mayat Imigran dan Ikan-Ikan Banyuwangi

"Le, Siro ojok mangan iwyak segoro, iwyake mangan uwong..!" (Le, kamu jangan makan ikan laut, ikannya makan manusia..!)

Hmm.. itulah kalimat pembuka yang dilontarkan nenekku dengan logat banyuwangen-nya yang sangat kental, saat aku makan siang. Maklum, aku tinggal di lingkungan yang notabene adalah orang Banyuwangi asli.

Mendengar kalimat itu, acara makan ku seketika terhenti. Sementara di dalam mulut nasi belum ku telan. Nasi itu seakan tidak sabar untuk segera masuk ke dalam lambung. Berhenti bukannya jijik atau apa tetapi sejenak otak ku bertanya-tanya tentang mayat siapa yang dimaksud nenek. Akhirnya aku teringat tentang kejadian tenggelamnya kapal yang berisi para imigran gelap di daerah Trenggalek beberapa waktu yang lalu.

"Waduh, ternyata mayatnya sampai terbawa arus ke Banyuwangi juga ya. Jauh sekali.." gumamku pelan.


Ahh, tapi aku enggak terlalu memikirkan tentang isu ikan Banyuwangi yang menyantap mayat itu, ku lanjutkan saja acara kunyah-mengunyah yang sempat tertunda tadi. Dalam sekejap nasi, sambel, pepes lemuru, dan krupuk yang ada di hadapan ku ludeess.. Masakan nenek memang mantap jayaa..!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Esok paginya ternyata banyak orang yang membicarakan kejadian alam yang lumrah tersebut. Sampai-sampai para penjual ikan di pasar terkena dampak dari isu yang mengguncang kawasan Banyuwangi, khususnya di lingkungan ku, mulai dari dagangannya yang gak laku sampai ada yang gak mau menjual ikan laut gara-gara takut kalau ikannya gak laku.

Selain penjual ikan, para penikmat ikan juga mulai ragu-ragu untuk sekedar mencicipi gurihnya ikan lemuru goreng. Termasuk nenekku, beliau sekarang jadi 'paranoid' terhadap ikan. Yaah, dasarnya nenek orangnya memang mudah percaya.

Hal yang berkembang dari mulut-ke mulut itu akhirnya membuat nelayan yang jauh di pantai sana enggan untuk melaut, modal yang akan mereka keluarkan tidak sebanding dengan harga ikan yang merosot drastis. Mereka akan rugi..!

Bagiku pribadi, ikan-ikan itu tetap terasa nikmat. Positive thinking aja. Kan gak mungkin semua ikan yang hidup di laut Banyuwangi menyantap mayat-mayat imigran tersebut, meskipun ada beberapa dari mereka (ikan) yang mencicipi, itu pada akhirnya juga akan menjadi daging.. hehehe. Itu memang rantai makanan, pikirku.

4 comments:

  1. Sip sip sip.. tulisanmu semakin gurih dibaca, segurih iwak laut hehe..

    ReplyDelete
  2. Hehehe,,setuju, wong wes dadi daging di dalm perut ikan kok malah khawatir,,kalau ada yang gak mau,,kirim kesini hehehe

    ReplyDelete
  3. hehehe..iwake maem menungso??..bisa jadi cerita legenda tuh mas..btw..bagi2 donk resep masakan mbah-e :)

    ReplyDelete
  4. @ masbro: hehe..kesuwon mas. tak belajar terus ahh.

    @kang sofyan: iyo kang, hargane iwak dadi muraah., aku plus kucing di rumah tambah bahagia.

    @mbk ketty: iya mbak, legenda "lemuru pemakan manusia" hehehe
    wah resepnya mbah itu, pokoknya setiap masakannya hanya ditaburi sedikit aja kasih sayang... maknyuus wes. :-)

    ReplyDelete