Monday, 10 June 2013

Dek, Jangan Cemburu Pada Pepohonan

Di depan tempat itu, di papan triplek, tertulis jelas dengan warna merah menyala “Rumah Makan Kapten Bhirawa Surabaya”. Tiba-tiba semua orang menghentikan makan mereka. Menatap heran pada dua orang muda mudi yang duduk tepat di depan meja kasir.

Krompyaang........

“Mas, kamu dulu bilang cinta, tapi mana buktinya? Ah, hanya manis di bibir saja. Kamu lebih suka menghabiskan waktu untuk sekedar menyirami bibit-bibit pohon di depan rumah daripada mengantar aku jalan-jalan. Bunga-bunga mawar itu sepertinya lebih cantik ketimbang aku. Dan kamu lebih suka mendaki gunung, gak penting!. Alasan klasik selalu menjadi senjatamu, kamu selalu bilang ‘Aku mendaki untuk mensyukuri ciptaan Tuhan’. Omong kosong!!” Segelas air putih membasahi wajah ku, sebelum aku sempat berkata apapun.

“Dek, kamu cemburu ya dengan bibit-bibit mungil itu? Kamu cemburu sama mawar-mawar itu? Apa kamu juga cemburu dengan puncak gunung? Ah, jangan cemburu pada pepohonan. Jangan menjadi bimbang walau aku hanya seorang pencinta alam. Jika memang benar kamu mencintai aku, maka cintailah alam dan kehidupanku. Aku mencintaimu, dan bumi juga butuh cinta, bumi juga butuh kasih sayang kita.”

“Dek, aku masih ingat isi dari surat cinta yang kamu berikan padaku. Disana kamu memiliki harapan untuk pergi ke suatu tempat yang lebih indah dari mu. Masih ingatkah tentang itu? Pernah ke puncak bukit dengan mu, pernah susuri sungai dengan mu, pernah menatap bintang kau dan aku. Pernah seperti itu. Masih ingatkah tentang itu, dikala kita bermain batu di tepian sungai yang bergemericik merdu?” Emosi wanita itu pun mulai terkendali, rasa sesak di dada keluar dalam bentuk air mata yang perlahan mulai membasahi pipinya. Dipeluknya erat lelaki di depannya “Aku cinta kamu, Mas.”


5 comments:

  1. Sama-sama Dhe, untuk Blog Review nya masih baca2 dulu:-)

    Salam lestari dari Jember

    ReplyDelete
  2. Aihhh nulis fiksi rek.

    Emmm iya iya sukses ya.

    Bagus kok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, sulit sekali nulisnya.. ini punya tamasya, tak jadikan cerita :-)

      Delete
  3. Aku cinta kamu Mas,
    Aiihh so sweet banget..

    Sukses ya ngontesnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi ndak semanis tebu kan mbak?? hehehe

      Iya, makasih mbak Nchie :-)

      Delete