Tuesday 9 August 2011

Benci Menunggu dan Terus Menunggu

Kejadian ini sebenarnya sudah lama berlalu, kira-kira sudah ribuan bahkan puluhan ribu detik yang lalu.

Seperti biasa, sebagai mahasiswa yang memiliki tanggung jawab untuk belajar, aku terpaksa dengan senang hati mengikuti ujian susulan yang dikarenakan telat saat ujian yg sebenarnya berlangsung, beberapa hari yang lalu. Alasannya lumayan kurang masuk akal sihh..hehe (tapi beneran). Hari ini, tepatnya pukul 09.00 WIB adalah jadwal yang disepakati untuk ujianku yang tertunda.

****

beberapa hari yg lalu (tepatnya saat ujian yg asli berlangsung):
Aku duduk termenung di sebuah kursi panjang, yang terbuat dari anyaman rotan, di depan ruang jurusan dan menunggu kedatangan Sang Dosen yang sedang menguji di dalam kelas nan jauh di sana. Aku tidak masuk kelas karena bangunnya kesiangan, dan ingin meminta sumbangan ujian susulan untukku.

Sebenarnya menunggu adalah hal yang sangat dan paling aku benci apalagi seorang diri. Tingak-tinguk dewean. Akhirnya Beliau datang juga dan berakhirlah penantianku...hehe. Percakapan singkat pun terjadi.

"Met siang, Bu" sapaku langsung saat berpapasan dengan target tungguanku.
"Siang, oia ada apa? tadi gak ikut ujian ya?"
"Iya Bu, saya ada masalah dengan bangun pagi. jadi saya telat bangunnya dan akhirnya tidak ikut. Apa saya boleh mengikuti ujian susulan?"
"Ya sudah Senin temui saya jam 9 di ruangan saya."
"Makasih, Bu."

Bu Dosen langsung melangkahkan kaki dengan tergopoh-gopoh langsung menghilang dikejauhan, entah hal apa yang membuatnya seperti itu.

****


Senin, waktu yang telah dijanjikan sebelumnya:
Pukul 9 kurang 10 menit aku sudah duduk di kursi rotan nan panjang itu lagi. Dengan penuh semangat aku mulai melakukan hal yang paling membosankan, MENUNGGU, lagi. Tapi tak apalah demi nilai, batinku. Ku buka kembali buku catatan di tanganku untuk mengingat kembali materi2.

Mahasiswa-mahasiswi yang kelihatannya MABA (Mahasiswa Baru) dari tadi mondar-mandir di depanku, persis setrika'an. Mungkin mereka sibuk dengan prosedur awal adi mahasiswa, mencari dosen pembimbing masing2 untuk tanda tangan.


Jam di tangan kulihat lagi, 09.15. Sudah 15 menit aku adi orang yg tak berguna. Para pegawai yang lalu-lalang juga mulai mengajakku ngobrol karena dari tadi gak pindah2 dari tempat itu.

Masih belum datang juga. Sampai pada akhirnya satu jam lamanya aku tetap menunggunya. Dari balik tangga terlihat sebersit cahaya, Bu Dosen datang.

"Wahh maaf ya tadi saya sedang menguji anak skripsi."
"Iya, Bu. Saya sudah menunggu dari jam 9 tadi. Bagaimana ujiannya?" Ku bertanya dengan wajah melas karena bosan.
"Waduh maaf lagi, anak saya sedang sakit jadi kita re-schedule (jadwal ulang) saja ya. Bagaimana kalau Rabu.?" Bu Dosen seakan memberikan jalan keluar dari ditunda-nya lagi ujianku dengan menawarkan hari lain.

Menunggu dan terus menunggu. Semoga Rabu tak menunggu.. Amien.

Entah kenapa selalu saja aku dihadapkan dalam proses menunggu dan menunggu, mungkin aku belum mengerti saja apa yang sebenarnya ada di dalam diri benda yang dinamakan menunggu ini. Apa mungkin Kesabaran???

No comments:

Post a Comment