Nongkrong atau kegiatan kumpul-kumpul masih banyak orang yang menganggapnya sebagai kegiatan yang identik dengan pemuda urakan dan tidak memiliki tata krama. Tetapi tidak semuanya seperti itu. Maka, berawal dari pandangan miring dari masyarakat tentang nongkrong,
maka munculah ide untuk kumpul yang gak hanya sekedar kumpul. Terbentuklah sebuah wadah yang diberi nama Blambangan Heritage di Banyuwangi.
Blambangan Heritage pengertian secara sederhananya adalah sebuah tempat ngobrol yang asyik tentang warisan budaya yang ada di Banyuwangi. Asyik karena kita bisa belajar sejarah sekaligus jalan-jalan langsung ke tempat nya bersama para anggota Blambangan Heritage lainnya. Tuh kan, Asyik nggak? Selain kepuasan untuk jalan-jalan terpenuhi, informasi tentang sejarah dan budaya Banyuwangi juga kita dapatkan. Karena ada yang bilang “Tak mungkin kita dapat mencintai negeri dan bangsa ini, jika kita sama sekali tak mengenal sejarahnya.” Cintai Banyuwangi dengan mengenal sejarahnya, mungkin itu adalah pesan yang ingin disampaikan oleh Blambangan Heritage kepada seluruh warga Banyuwangi, terutama para anak-anak muda.
Setelah puas jalan-jalan, biasanya akan ada diskusi kecil-kecilan kemudian informasi yang diperoleh akan di share (bagikan) melalui media online seperti facebook dan blog. Menarik bukan? :-)
Ngomong-ngomong kenapa namanya memakai bahasa Inggris? Kenapa tidak bahasa Indonesia atau bahasa Osing saja?
Bahasa Inggris sekarang sudah menjadi alat komunikasi internasional. Komunitas ini memilih bahasa Inggris dengan tujuan akhir yaitu menduniakan Banyuwangi alias mengenalkan Banyuwangi hingga keluar Indonesia. Jadi, informasi mengenai budaya, tempat wisata dan situs bersejarah yang ada tidak hanya dinikmati oleh warga Indonesia saja. Dengan mendunianya informasi tersebut maka tak heran jika nantinya Kota Banyuwangi ini akan menjadi tujuan wisata internasional. Amin.
Apa Saja Kegiatan-kegiatan Blambangan Heritage?
1. Nyambangi Lubang Buaya ( monumen Pancasila) di Cemetuk
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2012 yang lalu. Bertepatan dengan hari Kemerdekaan RI kami sempatkan untuk berkunjung ke Monumen Pancasila di dusun Cemetuk desa Cluring. Monumen Pancasila ini dibangun untuk mengenang tragedi pembantaian pada 18 Oktober 1965
di Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Tragedi ini menjadi salah satu peristiwa yang cukup penting dalam sejarah Banyuwangi. Kita bisa melihat ilustrasi kejadian pada masa itu di relief-relief yang terukir di tembok monumen Lubang Buaya, masyarakat juga mengenal tempat ini dengan nama Lubang Buaya.
2. Menghadiri Tradisi Seblang di Desa Olehsari, Banyuwangi
Pada tanggal 27 Agustus 2012 kami menghadiri tradisi Seblang di desa Olehsari, Glagah, Banyuwangi. Tari Seblang adalah upacara asli Banyuwangi yang bertujuan untuk tolak bala, agar desa aman dan tentram. Tradisi Seblang di Banyuwangi bisa kita jumpai di dua tempat yang berbeda yaitu di desa Bakungan dan desa Olehsari. Waktu penyelenggaraannya berbeda, di Olehsari dilaksanakan satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri sedangkan di desa Bakungan dilaksanakan seminggu setelah Idul Adha.
Penari Seblang tidak bisa sembarang orang. Biasanya mereka adalah keturunan dari penari Seblang sebelumnya. Di desa Olehsari penarinya harus gadis yang masih belum akhil baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya harus wanita yang berusia 50 tahun keatas dan sudah menopause. Penari tersebut menari dengan keadaan kerasukan (kejiman) berkeliling panggung yang sudah disediakan.
3. Mengunjungi Petilasan Prabu Tawang Alun
Blambangan Heritage pengertian secara sederhananya adalah sebuah tempat ngobrol yang asyik tentang warisan budaya yang ada di Banyuwangi. Asyik karena kita bisa belajar sejarah sekaligus jalan-jalan langsung ke tempat nya bersama para anggota Blambangan Heritage lainnya. Tuh kan, Asyik nggak? Selain kepuasan untuk jalan-jalan terpenuhi, informasi tentang sejarah dan budaya Banyuwangi juga kita dapatkan. Karena ada yang bilang “Tak mungkin kita dapat mencintai negeri dan bangsa ini, jika kita sama sekali tak mengenal sejarahnya.” Cintai Banyuwangi dengan mengenal sejarahnya, mungkin itu adalah pesan yang ingin disampaikan oleh Blambangan Heritage kepada seluruh warga Banyuwangi, terutama para anak-anak muda.
Setelah puas jalan-jalan, biasanya akan ada diskusi kecil-kecilan kemudian informasi yang diperoleh akan di share (bagikan) melalui media online seperti facebook dan blog. Menarik bukan? :-)
Ngomong-ngomong kenapa namanya memakai bahasa Inggris? Kenapa tidak bahasa Indonesia atau bahasa Osing saja?
Bahasa Inggris sekarang sudah menjadi alat komunikasi internasional. Komunitas ini memilih bahasa Inggris dengan tujuan akhir yaitu menduniakan Banyuwangi alias mengenalkan Banyuwangi hingga keluar Indonesia. Jadi, informasi mengenai budaya, tempat wisata dan situs bersejarah yang ada tidak hanya dinikmati oleh warga Indonesia saja. Dengan mendunianya informasi tersebut maka tak heran jika nantinya Kota Banyuwangi ini akan menjadi tujuan wisata internasional. Amin.
Apa Saja Kegiatan-kegiatan Blambangan Heritage?
1. Nyambangi Lubang Buaya ( monumen Pancasila) di Cemetuk
Monumen Pancasila, Cemetuk |
2. Menghadiri Tradisi Seblang di Desa Olehsari, Banyuwangi
Penari Seblang |
Penari Seblang tidak bisa sembarang orang. Biasanya mereka adalah keturunan dari penari Seblang sebelumnya. Di desa Olehsari penarinya harus gadis yang masih belum akhil baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya harus wanita yang berusia 50 tahun keatas dan sudah menopause. Penari tersebut menari dengan keadaan kerasukan (kejiman) berkeliling panggung yang sudah disediakan.
3. Mengunjungi Petilasan Prabu Tawang Alun
Foto di Tembok Timur Keraton Prabu Tawang Alun |
Situs Plecutan Prabu Tawang Alun |
Keliling Petilasan Prabu Tawang Alun |
Teman-teman Blambangan Heritage mengunjungi petilasan Prabu Tawang Alun yang berada di desa Macan Putih Kecamatan Kabat Banyuwangi pada tanggal 30 September 2012. Di petilasan ini hanya tersisa beberapa reruntuhan kerajaan yang dulu pernah ada di Banyuwangi, diantaranya adalah sisa makam yang berupa tumpukan batu bata dan situs Plecutan.
4. Upacara Adat Kebo-Keboan
Cak Edy foto bareng 'kebo' |
Rasa ingin tahu dan kecintaan akan budaya Banyuwangi yang begitu tinggi membuat Upacara Adat Kebo-keboan di desa Alasmalang kecamatan Singojuruh tak luput dari rasa penasaran team Blambangan Heritage. Kebo-keboan sendiri adalah wujud dari rasa syukur masyarakat atas diberikannya keselamatan, kesejahteraan, dan melimpahnya hasil panen para petani.
Itu adalah beberapa tempat yang sudah dikunjungi oleh teman-teman Blambangan Heritage, dan masih banyak lagi situs-situs yang lain seperti Umpak Songo dan Situs Siti Hinggil juga sudah disambangi. Oh iya, selain mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan aneka budaya yang ada di Banyuwangi, objek-objek wisata juga tak luput dari komunitas pencinta traveling ini. Oke kawan, sekian dulu informasi dari saya tentang komunitas Blambangan Heritage. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kalian semua. I Love Banyuwangi
Sedikit Catatan: Foto-foto diambil dari dokumentasi Blambangan Heritage
No comments:
Post a Comment