###
Selasa, 28 Mei 2013 - Dengan mata yang masih kriyep-kriyep, kulangkahkan kaki menuju sungai berair jernih di pinggir tenda kuning untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi. Segaaarr...
Kesibukan pertama adalah memasak kemudian sarapan. Dan Si-Aren lagi-lagi yang menjadi koki nya, dia satu-satu nya cewek di dalam rombongan.Setelah selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan kemarin yang tertunda. Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan setapak berukuran 1 meter, di sebelah kanan kiri saya adalah kebun kopi, dan di kejauhan terlihat gunung yang hijau. Semakin menjauh semakin menanjak jalannya. Kami saat itu satu-pun belum pernah melewati jalan ini alias gak onok sing ngerti dalan jadi diputuskan untuk mengikuti jalan setapak kecil ini karena memang terlihat begitu jelas dan bersih, menandakan kalau jalan ini masih sering dilalui manusia.
Tujuan utama kami adalah air terjun Posong Nangka. Tepat di bawah air terjunnya, karena pada tahun 2010 kami sudah berada di atas air terjun tersebut dan belum tau bagaimana jika air terjun tersebut dilihat dari bawah. Air terjun Posong Nangka masih jarang sekali orang yang mengeksposnya. Yang sering dikunjungi wisatawan lokal hanya air terjun Tancak yang berada di Gunung Pasang. Setelah berjalan sekitar 1 jam dari tempat camp, jalan setapak yang kami lalui ternyata mengarah pada sebuah punggungan ini adalah medan yang sangat tidak saya sukai, mesti ngap-ngapan alias kecapekan. Ah, ku paksa saja kaki ini untuk terus melangkah ke depan. Ya, air terjun itulah yang menjadi motifasiku untuk tetap melangkah di tanjakan ini. Tetapi kita harus berhati-hati dalam melangkah karena jalan yang kami lewati hanya cukup untuk 1 orang, kemudian di sebelah kanan adalah jurang yang tak terlihat dasarnya. Kalau lengah sedikit saja bisa terperosok ke dalam jurang.
Yesss...! Akhirnya sampai juga di puncak, penduduk lokal menamai daerah ini "Sekaot" jadi kita sedang berada di puncak Sekaot. Kota Jember terlihat begitu kecil dari sini, beberapa bekas longsoran juga terlihat jelas di beberapa punggungan yang lain. Kemudian di sebelah kanan terlihat air terjun yang menjadi tujuan awal kami. Waahh, kita salah jalur ternyata. Sudah capek-capek nanjak, suplai air minum habis, eh ternyata melenceng nya sangat jauh dari sasaran. Busyet dah..
Kelelahan terlihat jelas di wajah kami, akhirnya kami putuskan untuk kembali turun. Jalan turunan tidak lebih ringan dari waktu menanjak tadi. Jalan yang berbatu, licin, dan sedikit berlumpur sangat mudah membuat kaki tergelincir ditambah lagi jalannya menurun. Saya beberapa kali terjatuh.
Setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga di sebuah perkampungan kecil bernama Kali Klepuh.
Kesibukan pertama adalah memasak kemudian sarapan. Dan Si-Aren lagi-lagi yang menjadi koki nya, dia satu-satu nya cewek di dalam rombongan.Setelah selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan kemarin yang tertunda. Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan setapak berukuran 1 meter, di sebelah kanan kiri saya adalah kebun kopi, dan di kejauhan terlihat gunung yang hijau. Semakin menjauh semakin menanjak jalannya. Kami saat itu satu-pun belum pernah melewati jalan ini alias gak onok sing ngerti dalan jadi diputuskan untuk mengikuti jalan setapak kecil ini karena memang terlihat begitu jelas dan bersih, menandakan kalau jalan ini masih sering dilalui manusia.
Tujuan utama kami adalah air terjun Posong Nangka. Tepat di bawah air terjunnya, karena pada tahun 2010 kami sudah berada di atas air terjun tersebut dan belum tau bagaimana jika air terjun tersebut dilihat dari bawah. Air terjun Posong Nangka masih jarang sekali orang yang mengeksposnya. Yang sering dikunjungi wisatawan lokal hanya air terjun Tancak yang berada di Gunung Pasang. Setelah berjalan sekitar 1 jam dari tempat camp, jalan setapak yang kami lalui ternyata mengarah pada sebuah punggungan ini adalah medan yang sangat tidak saya sukai, mesti ngap-ngapan alias kecapekan. Ah, ku paksa saja kaki ini untuk terus melangkah ke depan. Ya, air terjun itulah yang menjadi motifasiku untuk tetap melangkah di tanjakan ini. Tetapi kita harus berhati-hati dalam melangkah karena jalan yang kami lewati hanya cukup untuk 1 orang, kemudian di sebelah kanan adalah jurang yang tak terlihat dasarnya. Kalau lengah sedikit saja bisa terperosok ke dalam jurang.
Yesss...! Akhirnya sampai juga di puncak, penduduk lokal menamai daerah ini "Sekaot" jadi kita sedang berada di puncak Sekaot. Kota Jember terlihat begitu kecil dari sini, beberapa bekas longsoran juga terlihat jelas di beberapa punggungan yang lain. Kemudian di sebelah kanan terlihat air terjun yang menjadi tujuan awal kami. Waahh, kita salah jalur ternyata. Sudah capek-capek nanjak, suplai air minum habis, eh ternyata melenceng nya sangat jauh dari sasaran. Busyet dah..
Kelelahan terlihat jelas di wajah kami, akhirnya kami putuskan untuk kembali turun. Jalan turunan tidak lebih ringan dari waktu menanjak tadi. Jalan yang berbatu, licin, dan sedikit berlumpur sangat mudah membuat kaki tergelincir ditambah lagi jalannya menurun. Saya beberapa kali terjatuh.
---###---
Setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga di sebuah perkampungan kecil bernama Kali Klepuh.
No comments:
Post a Comment