Tuesday, 21 April 2015

Hari Bumi 2015, Apa Yang Saya Lakukan?

Selamat malam para penggemar, bagaimana kabarnya di hari Kartini yang tepat pada tanggal 21 April 2015 ini? Pasti bagi para perempuan ini adalah hari yang menggembirakan. Begitu pula saya, seorang mahasiswa tingkat akhir yang masih berkutat dengan skripsi tak kunjung usai. Saya baru sadar jika besok itu tanggal 22 April adalah Hari Bumi. Entah kebetulan entah kebenaran, hari kartini bergandengan dengan hari bumi.

Oke, setelah sekian lama tidak aktif di blog, saya saat ini masih bingung mau menulis apa. hahaha... Jadi saya putuskan untuk membahas Hari Bumi saja.

hari bumi 2015

Saya tidak mau muluk-muluk membahas Global Warming atau apalah itu, saya mau menceritakan tentang apa yang ada di sekitar saja. Mulai dari Kampus saya, Fakultas Sastra Universitas Jember, tercinta. Sebagai mahasiswa yang hampir mendapat Gelar "The Legend" di kampus, saya bisa dibilang agak sangat paham dengan kondisi kampus ini.

Fakultas Sastra memang terkenal sebagai kampus yang paling hijau di Unej, pohon-pohon besar nan meneduhkan bisa dengan mudah kita jumpai disini. Taman-taman dengan berbagai macam bunga menambah keasrian Sastra, ditambah lagi halaman depan kelas sudah dipermak dengan rumput hijau seperti karpet. Pokoknya bisa betah lama-lama di kampus. Rindang nya pepohonan selain membuat udara terasa lebih segar, itu bisa menarik burung-burung untuk tinggal.

Di depan UKM SWAPENKA sudah ada sarang burung permanen, tempat itu menjadi langganan burung emprit untuk membuat sarang nya. Sekarang burung-burung yang setiap pagi berkicau mulai berani untuk mendekat. Mereka sudah berani turun ke tanah walau banyak teman-teman yang seliweran.

Saya dan beberapa kawan Swapenka beberapa hari yang lalu memang sengaja menyibukkan diri dengan membibitkan tanaman yang tersebar di kampus guna menyambut Hari Bumi besok, 22 April 2015. Awalnya kami mencari bibit-bibit pohon di sekitaran Sastra, apapun itu. Dengan tujuan utama untuk menambah hijaunya kampus.

SWAPENKA memang hobi bertanam ria tidak harus menunggu hari bumi untuk hal yang satu ini. Bibit pohon tertata rapi di depan kesekretariatan. Jika tidak habis ya bisa diberikan ke teman-teman pencinta alam yang lain.

Namun, akhir-akhir ini pikiran saya diruwetkan oleh adanya pe-mavingan di komplek UKM. Yaitu rencana ditutupnya tanah yang menjadi resapan air ini oleh beton paving. Mulai dari depan EDSA, kantin Sastra baru, hingga depan swapenka akan dipaving dengan alasan agar Sastra terlihat lebih rapi.

Rapi itu seharusnya juga tidak harus mengesampingkan kebutuhan alam. Pikir-pikir dulu atau setidaknya ngobrol dengan mahasiswa jika mau ngapa-ngapain. Toh, fasilitas itu juga nantinya ditujukan untuk mahasiswanya. Jika membangun tapi mahasiswanya gak sreg kan sama saja percuma. Buang-buang uang. Rapi namun resapan air berkurang, itu namanya tidak ramah lingkungan.

Saya sebenarnya punya sedikit saran yang bisa menghemat pengeluaran pembangunan kampus Sastra. Tanah di depan UKM SWAPENKA tolong jangan dipaving, kami ikhlas kok. Lumayan kan bisa menghemat beberapa ratus paving, pasir dan semen. Uangnya bisa diguinakan untuk membangun yang lebih berguna. Atau bisa diberikan ke mahasiswa untuk melakukan kegiatan kecil-kecilan.

Mengenai paving tadi, saya jadi berfikir kemana-kemana. Mulai dari berkurangnya resapan air bila musim hujan tiba, yang berwenang bilang "di sela-sela paving itu kan bisa menyerap air, Mas." Jawaban yang mak-jleb deh. Kemudian saya kepikiran burung emprit dan burung-burung yang lain. Burung emprit di depan Swapenka selalu turun ke tanah untuk mencari rumput buat bahan sarangnya. Nantinya saat tanah itu dipaving, rumput-rumput tidak bakalan bisa tumbuh lagi. Si-Emprit pasti kebingungan mencari bahan sarangnya.

Terus, besok pada Hari Bumi tanggal 22 April 2015 apa yang akan saya lakukan?

No comments:

Post a Comment