Monday 20 May 2013

UNEJ Unik #1 Tanaman Langka

Selamat malam dulur... Oke, di malam yang cerah ini kok sepertinya hanya saya seorang ya penghuni kampus sebesar ini, sangat sepi. Mungkin penghuninya masih pada mudik nih, maklumlah akhir pekan. Untungnya masih ada katak-katak dan suara gemericik air di halaman sekretariat SWAPENKA yang mau menemani. Dalam tulisan kali ini saya akan mencoba untuk menceritakan tentang hal-hal yang unik di lingkungan Universitas Jember (UNEJ). Unik di sini menurut pendapat saya pribadi lho. Unik karena jarang ditemui di tempat lain, unik karena berbeda, dan unik karena langka. Loh itu kan sama saja ya??hahaha

Selama saya kuliah di UNEJ hampir setiap hari wira-wiri dan selalu saja berjumpa dengan yang namanya pohon. Mungkin karena saking seringnya bertemu saya menjadi cuek dan tidak tahu menahu tentang tanaman tersebut, bahkan namanya saja tidak tahu. Hal sepele seperti itu memang sangat sering untuk dilupakan atau bahkan memang enggan untuk mengingatnya. Awalnya yang saya tahu hanya tanaman mangga dan rambutan saja, selebihnya saya tidak tahu namanya. Saya mengenal nama Trembesi, Angsana, Kirai Payung, Palm Kuning, Gambelina, Bisbul, Jamblang  dan lain-lainnya ya setelah beberapa tahun kuliah terutama setelah mengikuti organisasi pencinta alam.. hehehe. Tragis. Dan beberapa dari jenis tanaman tersebut sudah mulai jarang ditemui istilah kerennya itu langka, bahkan hampir punah. Apa kalian tahu apa tanaman yang hampir punah itu?

fakultas sastra unej
Buah Buni

Tentang buni
Tanaman itu bernama Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) atau wuni kata orang Jawa. Mungkin nama buni masih terasa asing di telinga padahal tanaman ini dulunya tumbuh subur di sekitar kita. Buni adalah pohon penghasil buah yang dapat dimakan. Buah buni itu kecil-kecil berwarna merah kehitaman jika sudah masak, dan tersusun dalam satu tangkai panjang, seperti rantai. Wah cerita tentang buni jadi ingat masa kecil dulu. Ketika saya masih SD, hampir setiap orang berburu buni saat musim berbuahnya tiba. Sepulang sekolah langsung menyerbu pohon buni raksasa di pinggir sungai karena memang pohon itu yang buahnya paling lebat. Saya dan teman-teman yang lain bagi tugas, ada yang manjat pohon, ada yang memungut buah buni, dan ada yang mencari bambu. Loh, buat apa nyari bambu??

Bambu tersebut berfungsi untuk wadah nggecok buni. Bambu utuh itu dipotong sekitar 25 senti kemudian buah buni tadi dimasukkan kedalam bambu dan dicampur dengan gula pasir. Setelah itu ditumbuk sampai menjadi cairan, dan bijinya dibuang. Kalau jaman sekarang mirip dengan fungsi dari blender, yaitu membuat jus.. hehehe. Rasanya sangat segar ketika dimakan di siang hari yang panas, manis dan agak sedikit asam. Bikin ngiler pokoknya. Tetapi sekarang tanaman buni sudah mulai sulit ditemui. Langka.

Buni ternyata masih tersisa di Universitas Jember
Ya, di UNEJ saya memang masih menemui tanaman ini bahkan menikmati buahnya. Tepatnya di Fakultas Sastra. Di fakultas yang rindang ini ternyata saya bisa menemui buni. Tanamannya terletak berjajar di sebelah Selatan lapangan basket, hidup di sepanjang aliran air bersama tanaman yang lain, mungkin terdapat sekitar 5 atau 6 pohon di sana. Selain itu di halaman parkir fakultas Sastra juga masih ada beberapa pohon buni.

Ada beberapa hal yang membuat tanaman ini sekarang terancam punah yang pertama karena buni sulit sekali untuk dikembang biakkan, dan yang kedua adalah semakin berkurangnya orang yang peduli.

Saya hanya bisa berharap jika buni ini bisa kembali menghijaukan Universitas Jember, kembali menghijaukan Indonesia. Salam Lestari..!!

10 comments:

  1. Family euphorbiaceae.

    Semoga sukses lomba blog-nya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mas bro,. :)
      cerita tentang apalagi ya mas?hehe

      Delete
    2. Tentang kenangan di panggung terbuka :)

      Delete
    3. panggung terbuka yang lama mas?

      Delete
  2. Wah sama sob, wuni di kampungku juga malah sudah punah. Padahal rasanya manis-sepet gitu. Asik bnget kalau lagi musim buah ini. Pulang sekolah langsung cari.

    ReplyDelete
  3. waduh sayang sekali ya kalau sudah punah gitu.
    mas walidin dari daerah mana? hehehe

    ReplyDelete
  4. aku baru tau namanya buah buni, makasih ya infonya

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama.. tapi udah pernah ngerasain buahnya kan?

      Delete
  5. Mas, buah buninya msh adakah? Aq ngidam susah bgd dapetnya disini :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh sekarang masih belum berbuah..hehehe. Iya sangat sulit sekarang.

      Delete