Thursday 29 November 2012

Lubang Buaya : Monumen Pancasila Jaya

Hallo Boss...!
Ini ada beberapa foto tentang sebuah monumen yang diambil pada tanggal 17 Agustus kemarin. Ceritanya begini, ehmm-ehem.. ijin minum dulu Boss.
Oke lanjuut.
Sore itu memang waktu yang pas untuk tidur, selain pas panas-panasnya dunia, pas liburan kuliah juga bertepatan dengan bulan puasa dan berpapasan juga dengan hari kemerdekaan. hehehe
Tidurku terhenti dengan datangnya teman2 masa lampau (SMP) ke rumah, berniat mengajak ngabuburit di lubang buaya sekalian mengenang kejadian tersebut mumpung momennya pas hari kemerdekaan. monumen lubang buaya ini tepatnya berada di Desa Cemetuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Kebetulan tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah. Bisa dijangkau dengan berkendara sepeda motor.
Monumen ini tidak terlalu luas, hanya terdapat sebuah patung garuda, dan beberapa patung yang lain. di tengah terdapat makam-makam dan terdapat tembok dengan relief-relief yang bercerita tentang jaman perang.

Malam ini Aneh...!!

Malam ini aneh??
Ah, perasaan tidak ada yang aneh dari keadaan halaman belakang dari Fakultas Sastra UJ. Sama seperti malam-malam sebelumnya dan malam sebelumnya lagi, setiap lepas pukul 10 malam sudah tak terlihat lagi adanya seliweran mahasiswa yang lewat. Palingan cuma beberapa anak yang sesekali mondar-mandir untuk nge-net gratisan di kampus.

Masak sih malam ini aneh?
Kayaknya masih saja seperti ini sejak kemarin malam. Lampu Gendut yang berdiri sendirian di arah Tenggara itu masih tetap setia menemani Si Mahoni yang kesepian. Terus, Sang Lampu dan tiang kurus nya yang berdiri tepat di sebelah Timur juga masih memberikan sinar redup nya untuk segerombolan Batu-Batu keras dan kerikil di bawah. Barisan pepohonan berbaris tak rapi dan tetap tegap walaupun selalu dipeluk oleh dingin nya malam. Dan cahaya itu, cahaya dari lampu bohlam di balik tembok kampus yang berlubang, masih rela mengintip di balik rimbun nya dedaunan Sastra.

Tuh kan, gak ada yang aneh kan?. Semuanya gak ada yang berubah kan?
Tapi.. Sepertinya memang ada yang aneh dengan malam ini. Tapi apa?

Thursday 1 November 2012

Sedang Terpesona pada Ekokritisisme (Ecocriticism)

Kata-kata yang menyenggol dengan 'eko' akhir-akhir ini membuat ku lebih sensitif.

Contohnya ya: Ekosistem, Ekologi, Ekonomi, dan eko-eko yang lainnya wes, tapi gak termasuk Mas Eko penjual melon lho. Dan, Ekokritisisme (Ecocritism) lah yang membuat saya klepek-klepek. Kok bisa?

Iya, ekokritik adalah sebuah bahasan baru atau teori baru yang akan menjadi bahan skripsi saya nantinya.,hehe amiien. Saya memakai teori yang aneh bin langka ini dikarenakan salah satu persyaratan untuk membuat skripsi Sastra sudah gak diperbolehkan lagi memakai teori-teori yang sering digunakan. Seperti teori psikologi-nya Freud. Mulai dari searching di Google sampai blusukan di jurnal-jurnal ilmiah demi menemukan si "Eko" ini, tapi alhamdulilah sudah nemu beberapa buku yang bisa menjadi acuan. Sampai sekarang, saya masih belum 'ngeh dengan arti ekokritisisme itu sendiri. Ada yang bilang bahwa ekokritisisme adalah suatu hubungan antara lingkungan fisik dengan karya sastra. Ada juga yang menghubungkannya dengan sebuah budaya. Waah bingung dah.. @_@

Butuh bimbingan dari para pakar nih. Mungkin mbak-mbak, mas-mas, dan adek-adek yang punya info berlebih tentang ekokritisisme ini mohon bantuannya.,hehehe
makasih yaa.