Friday 22 June 2012

Kuliner Sitimewa: Mie Monster Ugal-Ugalan

Kawan, malam ini, 21 Juni 2012, keadaan di sini terlihat seperti malam-malam biasanya. Suara klakson mobil di belakangku, mesin-mesin kendaraan di samping kiri dan depan yang terus menderu-deru, ditambah teriakan knalpot mengeluarkan asap debu seakan  turut memeriahkan suasana hiruk-pikuk Jalan Jawa. Ya, Jalan Jawa itu tepat berada di sebelah Selatan area kampus Universitas Jember, jalan yang selalu tidak pernah sepi dengan lalu-lalang kendaraan karena menjadi salah satu jalan utama bagi mahasiswa yang mondar-mandir dari kampus-kosan. Pemandangan di sepanjang trotoar jalan dijejali dengan warung-warung lesehan dan warung kopi, sesekali terlihat pasangan muda-mudi yang berjalan sambil bergandengan tangan dengan menjinjing sebungkus nasi goreng di tangan yang satunya.

Sesekali tercium aroma sedap dari bawang putih yang digoreng dari salah satu warung, menambah rasa lapar yang sedari-tadi terpendam. Ku sapukan pandangan mata di kanan-kiri jalan, di papan-papan menu, untuk menemukan jenis kuliner yang pas buat mengganjal perut malam ini, puluhan warung dengan pilihan menu yang hampir seluruhnya sama telah ku lewati. Tiba-tiba aku tertarik pada sebuah rombong penjual nasi goreng yang terdapat di sisi kanan jalan, sebuah tempat makan sederhana 'tanpa papan nama' malah terlihat mencolok diantara rombong-rombong yang lainnya. "Krucuukk... krucuukk...!" perutku berbunyi, tanda sudah gak tahan menanti pasokan sembako nih..hahaha.

"Mas, Mie satu! makan sini."

Tak lama kemudian sepiring mie goreng ditemani segelas air bening telah siap disantap, tapiii..... Woow, ini sih namanya bukan sepiring nasi, tapi, segunung!!!

"Bisa gak ya aku menyantap habis seporsi mie yang bisa buat 3 orang ini kekenyangan?"
"Mas, baik hati ya baik Mas, tapi ya jangan ugal-ugalan gini porsinya. Ini sih porsi monster." #ngomel sendiri di dalam hati.


Mie Monster: "Reekkk.... ayo tulungi aku ngentekno iki!"-_-)

Sikat daahh, mumpung seharian belum makan..hehe sedikit demi sedikit lama-lama habis juga mie ini. Selain ukuran porsinya yang sungguh-sungguh ekstra jumbo, rasa mie monster ini juga mantap jayaa! Sitimewa!! Untuk urusan harga, hmm,, satu porsi Anda hanya mengeluarkan 5 ribu rupiah saja. Murah kan??
Nah, Mie Monster ini bisa Anda jadikan referensi salah satu wisata kuliner malam di Jember, khususnya daerah kampus.

Selamat malam....

NB:
Sebelum membeli Mie Monster, sebaiknya Anda dalam keadaan yang benar-benar lapar... :-D

Monday 18 June 2012

Si Daun Mungil Berjalan

Daun ini berjalan lho...
Gak percaya?? lihat dibagian bawah ada kaki mungil yang membuat tumpukan daun itu seperti berjalan..hehe.


Si Daun Mungil VS daun yang sudah gak mungil lagi

Ini dia Si Mungil yang sedari tadi di balik daun
Nah, gambar-gambar ini saya ambil pada tanggal 10 Juni kemarin di Cawang, Merubetiri. Cawang merupakan sebuah desa di ujung selatan kota Jember. Untuk mencapai desa ini dibutuhkan perjuangan ekstra yang menguras tenaga, jalanan berbatu dan berkelok menyambut pengunjung mulai dari pintu masuk Taman Nasional, dibutuhkan waktu lebih dari dua jam bersepeda motor.

Sore itu, sedang asyik-asyiknya ngopi di warung Bu Mamiek, tiba-tiba di kejauhan sepintas terlihat seonggok dedaunan yang kelihatan melayang, karena penasaran langsung saja saya mendekat, kemudian  Jprett.. Jeprett.. beberapa kali tombol dari kamera hasil pinjaman itu ku pencet. Terlihat dengan langkah gontai anak itu berjalan terus tanpa melihat jalanan di depannya, dia hanya melihat kebawah sepanjang perjalanan dengan beban dedaunan di punggungnya, mungkin karena dia sudah hafal jalan ini. Meskipun begitu jika dilihat gerakannya itu mirip orang mabuk (kayak di TV-TV itu lho) sesekali miring ke kanan, ke kiri, dan ke kanan lagi.

Yaa, coba bayangkan saja anak sekecil itu membawa beban yang hampir sama dengan porsi orang dewasa, pasti akan terasa menyiksa. Akhirnya setelah merasa kecapekan, daun itu dijatuhkannya, kemudian setelah istirahat sejenak dilanjutkan perjalanannya menuju kandang sapi di belakang rumahnya.

Kegiatan Ngramban atau mencari daun untuk pakan hewan ini sudah seperti menjadi kewajiban untuk beberapa ibu-ibu di daerah Cawang. Karena mereka memelihara sapi dan kambing sebagai hiburan dikala Sang suami pergi bekerja.

Thursday 7 June 2012

Sudut pandang yang berbeda

Sepoi angin melelapkan Jati
menidurkan sengon dan  trembesi
yang asyik berdendang melodi,

Melodi hijau yang telah mati

Cemara dan pinus sibuk mencari
mencari sang burung yang telah pergi
Pergi terusir gergaji
gergaji mesin si pencuri

aku rindu auman macan
aku menunggu alunan derkuku
Kata Beringin kepada inang-nya

Pepohonan kau tebangi
beton-beton kau tanami
cerobong itu kau pertinggi

Hutan kau bakar terganti uang
tanah kau gali terganti emas
itu semua berkedok eksplorasi
iya kan? maaf jika salah wahai mahluk pintar.

Aku, dia dan mereka
hanya menjerit saat terluka
dan menunggu
terus menunggu
Sebatang pohon kau tanam.