Wednesday 30 November 2011

Hujan di Halaman Belakang

Hujan..
ya hujan lah yang rasanya paling aku tunggu-tunggu dalam beberapa hari ini, kesegaran dan harum tanah mengiang di pikiran.

beberapa hari ini di daerah kampus, hawa terasa begitu gerah. meskipun di dalam beberapa ruangan tercantel AC tetapi masih saja banyak teman-teman yang memanfaatkan bukunya sebagai kipas. "ini kelas apa parade tukang sate ya?" gumamku.

aku juga merasakan hal yang sama. Gerah. keringat selalu meleleh di wajah dan tak luput baju juga terasa basah olehnya. apakah gerangan yang terjadi? ada apa dengan keadaan lingkungan, kok seperti ini? bukankah sekarang sudah memasuki musim hujan? dan masih banya lagi pertanyaan-pertanyaan yang aku lontarkan untuk diriku sendiri.

apa benar kata orang-orang di TV ya, ini karena Global Warming? ahh apa iya?. apa karena pepohonan dan lahan penyerap air sudah tidak dibutuhkan lagi dan bangunan-bangunan beton sangat diperlukan untuk saat ini? ahh memangnya iya?

aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran mereka dan kemauan mereka. yang aku tahu hanyalah pepohonan di Fakultasku sudah kian menghilang. sampai kapankah aku bisa melihat pohon-pohon ini tetap hijau?

akan kulakukan sebisaku, kutanam sebatang pohon. aku juga tidak tahu apakah ini membantu atau tidak. tetapi aku tidak peduli, bumi memang butuh cinta.
aku ingin hujan segera datang untuk membantu pepohonan dan rumput-rumput itu hijau kembali.

Monday 21 November 2011

Lidi-lidi

lidi suka serakan daun
lidi suka serakan sampah
lidi takkan suka sendiri

tiga lidi bersenandung pagi
membelai
daun gugur seiring guntur
malam tadi

tiga lidi menari-nari
diiringi hangat mentari
di situ
menggunung daun
bertumpuk sampah

keranjang anyaman
bambu bermulut besar
menelan gunung
memuntahkan sampah
tiga lidi tersandar
di balik daun pintu

Tuesday 15 November 2011

"Es Coret"

Malam itu hujan baru saja selesai melaksanakan tugasnya. Tanah becek, jejak-jejak roda sepeda membekas dengan jelas di tanah, dan laron mulai bermanuver mengitari lampu di sebelah pohon Gambelina. Hawa segar terasa memeluk raga. Di sana, di sebuah gubug yang penuh keceriaan, terlihat anak2 berkumpul bersama. Termasuk aku.

Setelah hujan seperti ini selalu saja urusan perut yang datang, lapar. Mulai memikirkan rencana tempat nongkrong sambil memenuhi kebutuhan perut. Ide2 tempat dan beberapa jenis makanan yang meluncur dari mulut2 itu mulai berserakan di depanku. Di Jember biasanya aku kalau malam menjelang mulai merapat ke sebuah warung yang terkenal dengan kuliner "Wedang Cor" nya. Sebuah minuman maknyuus yang cocok diminum saat dingin seperti ini..

Tiba-tiba terdengar lolongan, ternyata ada sebuah usulan tentang menu kali ini.
"Bagaimana kalau beli Es Coret aja?"

semua hadirin terpatung mendengarnya, ada juga beberapa yang tertawa kecil saat mendengar kata tersebut. Gak Tau apa alasannya.

"Masak dingin dingin gini minum es mas? apa ada yang jualan es?"
"Ahh gampang, es coret otu ada dimana-mana.. di Jalan Semanggi, di Alun-Alun juga ada. meskipun hujan, es coret tetap jualan.

Apa Anda bisa membayangkan bagaimanakah wujud asli dari Es yang fenomena ini?? apakah es coret adalah es yang dicorat coret?
yang suka bercanda pasti paham.

Ternyata Es Coret ini adalah sebuah penanda lalu lintas dengan lambang huruf S yg dicoret diagonal. (Dilarang berhenti)hehehe. Ya selamat mencari Es Coret di sekitar Anda.