Saturday 30 July 2011

Jangan Kelor

Pagi itu udara masih tetap seperti biasa, sangat dingin, rasanya males banget untuk bangun dari kasur empuknya Panaongan..hehehe Hari ini adalah jadwal aku pulang ke kampung halaman (Banyuwangi) karena aku pengen menikmati suasana awal Puasa di rumah. Untung ada Mbak Pritt yg menemani sepanjang perjalanan. Rencana awalnya pengen ngopi2 dulu di warung Watu Gudang, tapi gak jadi gara2 ada sebuah warung soto mungil yg sangat mengesankan dan menarik perhatian di pinggir jalan tepat sebelum memasuki wilayah Kumitir.

"Buk, soto 2 porsi, tambah es jeruknya 2 juga ya" pesen ku.
Tak terasa sudah 45 menit kami istirahat dan menikmati hidangan di warung soto itu. Rasa sotonya begitu MakNyuss, cobain dehh kalo gak percaya.

Tikungan2 tajam Gunung Kumitir telah terlewati dengan mulus. Sayangnya aspal di Kumitir tak semulus tikungannya, banyak jalan2 yg sudah mulai berlubang dan bergelombang. Sangat membahayakan pengendara tentunya. Mbk Pritt turun di Kalibaru untuk menghadiri suatu undangan di kantor Taman Nasional, sedangkan aku terus melanjutkan perjalanan.

***

Friday 29 July 2011

Episode Terakhir: Sweet Friday

Jalanan setapak kecil, gelapnya hutan, dan suara-suara serangga malam menambah mencekamnya suasana. Ditambah pula dengan gantungan2 kaleng yang dihiasi baju, seperti orang2an sawah menjadi siluet manusia yang sempurna.
***

Semua baru sadar jika hari ini adalah Jumat manis, Jumat Legi (sweet friday). menurut cerita-cerita horror yang pernah kami dengar kalau Jumat Manis itu waktunya setan, jin, dedemit bermekaran (ehh, bergentayangan maksudnya). Virus-virus dan sugesti tentang legenda sweet friday menyusup dalam alam bawah sadar kami.

Setiap pemandangan yang aneh sedikit-sedikit disaut-pautkan dengan yang namanya penampakan..

Pencarian jalan pintas menuju pantai Bande Alit dilanjutkan. Cahaya senter sedikit memberi penerangan di gelapnya malam. Pemandangan selama perjalanan sepertinya sama saja, kecuali munculnya bulan yang mendekati bentuk sempurna di atas kami. Pokoknya mirip ma bulan di film2 horror dahh.. syeereemm.

Langkah kaki semakin dipercepat secepat jarum jam yang tak kenal lelah terus melangkah.

Tiba2 kami sampai di sebuah ladang jagung milik penduduk rasa lega mulai muncul, karena kami yakin jika ada ladang pasti sudah dekat dengan pemukiman penduduk. Jagung-jagung setinggi 2meter lebih kami lewati. Saat melongok keluar, sebuah sungai yang lumayan lebar terhampar dihadapan kami, Sungai Lohdadi.

Mau gak mau kami berlima HARUS MAU untuk menyebranginya karena ini adalah jalan pintas satu-satunya untuk sampai pantai. Dinginnya malam dan suara lolongan anjing dari kejauhan awalnya menciutkan nyali, tapi satu per satu mulai turun ke dalam sungai. Sepatu, Celana, Baju, mulai terendam air. semakin dalam rasanya sungai ini, carrier dan tas pun kami angkat setinggi-tingginya agar tidak ikut basah.

Singkat cerita seluruh pengembara kedinginan dengan basah kuyup di seberang sungai Lohdadi. 'Diam' adalah hal terburuk jika kami lakukan, melangkahkan kaki bisa sedikit membuat tubuh ini hangat. Jalan setapak di ladang jagung kami ikuti dan mendadak ada suara perempuan tiba-tiba menyapa kami. (Bayangkan di tengah ladang ditengah malam ada seorang perempuan).

" Mau kemana Mas?" sapa si perempuan dengan merdunya.
" Haahhh....." kami berlima teriak sekencengnya karena kaget, kompak pula.
" Kami mau ke Kebun Pantai Mbak."
" Oohh, ini adalah jalan yg benar." kata si mbak tadi sambil menunjuk sebuah jalan setapak kecil dibalik rimbunnya semak.
" Terima kasih mbak."

Deg-degan sudah pasti. Jalan makadam yang panjang kami lewati dengan langkah cepat. Sambil menghibur diri Lek Geridu nyeletuk "Berarti mbak tadi menunjukkan kita kepada jalan kebenaran." hehehe

Perkampungan Kebun Pantai telah terlewati, suara debur ombak Pantai Bande Alit telah terdengar jelas. Akhirnya perjalanan malam pada Jumat manis (sweet friday) ini telah usai. Tenda dome langsung berdiri kokoh, peralatan memasak siap, makan, ganti baju, dan tidur adalah jadwal kami selanjutnya..

***SEKIAN***


ini adalah pose ter-keren dari lima pengembara Sweet Friday, lokasi di pantai Bande Alit

KETERANGAN: dari kiri ke kanan.
berdiri: Sam Noul, Sam Sodhunk, dan Sam Bengek
jongkok: Lek Geridu dan Bang Korep

Thursday 28 July 2011

Sweet Friday Part 2

Kisah sebelumnya di Sweet Friday....

Lima pengembara sampai di rumah Pak Umla kemudian menitipkan sepeda motornya.
Mereka bergegas pamit untuk segera menjalankan tugas.

***

Hutan telah siap menunggu kedatangan kami..
Kami membagi kelompok. Kelompok 1: Lek Geridu, Sam Noul, dan Sam Bengek mengawali penelusuran dari Pos PKI, Sumber Gadung. Trek dari Sumber Gadung sudah masuk wilayah rimba. Sedangkan Kelompok 2: Sam Sodhunk dan Bang Korep jalan kaki dari Rumahnya Pak Umla menuju Cawang (jalannya melalui perkampungan) jadi Sam Sodhunk dan Bang Korep lebih nyantai, mampir2 dlu di warung, makan, ngopi, belanja, tak lupa bungkus Es juga..hehe

Perjalanan kami lanjutkan menyusuri perkampungan dan menyebrangi sungai.
Beberapa menit kemudian rombongan pertama terlihat di kejauhan.. Bang Korep menyarankan untuk menunggu mereka, karena hari sudah mulai sore. Akhirnya semua kelompok bertemu lagi menjadi satu di Sungai daerah Cawang.

Jalan setapak ber-rumput tebal dan gubug-gubug sederhana menghiasi sepanjang perjalanan. 45 menit berjalan, akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang lumayan lapang, 10 hektar, orang2 menyebutnya. Entah kenapa 10 hektar menjadi julukan tempat ini. Sementara langit jingga di barat sudah mulai meredup diganti dengan gelapnya malam.

Wednesday 27 July 2011

Sweet Friday Part 1

Salam Lestari...!!

Penulis kali ini akan menceritakan tentang sebuah kisah perjalanan dari 5 orang pengembara utusan dari SWAPENKA. mereka mendapat tugas untuk melakukan survei tempat untuk pendidikan dan latihan dasar di daerah Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).

Alkisah pada tahun 2010 yang lalu, tepatnya pertengahan bulan November, lima lelaki pilihan yaitu Bang Korep, Sam Noul, Sam Bengek, Lek Geridu, dan yang terakhir Sam Sodhung melakukan ekspedisi tempat (bahasa kerennya survei) di Bande Alit, TNMB, Jawa Timur.

Setelah sholat Jumat kami berlima siap berangkat, perlengkapan, logistik de el el sudah tersedia. kendaraan tempur pun sudah siap untuk meluncur.. Gooo...!!!
Panasnya terik matahari setia menemani sepanjang perjalanan.
****

Tuesday 26 July 2011

sepi apa sepi...?

Hari Selasa..

08.25
*sambil menunggu datangnya waktu kuliah, main kartu UNO dulu sama Si Ganjur dan Mas Noul di Sekret SWAPENKA

08.50
*bel tanda masuk kuliah SP (Semester Pendek) telah berdering

08.52
*membuka pintu ruang 6
*sepi
*duduk seorang diri dalam kelas

08.53
*seorang manusia memasuki ruangan
*diam
*duduk
*tidur

08.54
*dia belum datang juga (biasanya on time sepanjang waktu)
*sepi

08.55
*masih sepi

08.56
*tetap sepi

08.57
*masih saja sepi

08.58
*tetap saja sepi

08.59
*masih saja tetap sepi

09.00
*berfikir
*kapan dosen ini datang?
*tetap 2 manusia di kelas

09.01
*ada sms dari seorang manusia
-kamu dimana?
+aq d kampus.
-ayo ngumpul, sekarang ada tugas!
dosennya gak dateng..

09.01.30'.
*kluar kelas dengan sedikit nggrundel.
udah capek2 nunggu ternyata gak ada kuliah..ckckckkk

Monday 25 July 2011

Poetry Hujan: menangis dalam hujan

dalam rintik hujan
dalam kesedihan dan kesakitan,
seorang anak gelandangan
menangis dalam hujan ....

tertelan
rindangnya dahan,
tidak ada yang dapat melihatnya,
tak ada yang dapat mendengarnya,
tetap tak ada yang menghiraukan.

menangis dalam hujan....
ia menatap pohon-pohon,
dan melihatnya menangis,

menangis dalam hujan ....
Hujan masih tertuang,
tapi anak tidak menangis.
namun, pohon-pohon selalu
menangis dalam kesepian
menangis dalam hujan ...



Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis

Sunday 24 July 2011

Kopi LLA (Luwak-Luwak an)

Lomba Lintas Alam (LLA) Bandealit Sukamade sebenarnya adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Balai Taman Nasional Meru Betiri. LLA adalah lomba perdana ku yang berbau Alam..hehehe (ikutnya juga dadakan).
Peserta dari lomba ini ternyata tak hanya berasal dari wilayah Jember bahkan teman2 OPA dari Jogja pun turun tangan. Tak kurang sebanyak 17 team tumplek-blek di Bandealit.

Waktu pelaksanaan mulai tanggal 2-6 Juli 2011.

Hari I (Sabtu, 2 Juli 2011)
-Perjalanan menuju Bandealit diawali dengan menaiki kendaraan super spesial medan Bandealit (truck). Setelah menempuh perjalanan yang begitu panas, saat masuk palang pintu (karcis) aku disambut oleh rindangnya pepohonan, mulai dari pohon-pohon besar hingga rotan bisa ku jumpai. Seekor Elang ular (Spilornis cheela) juga terlihat bertengger diatas ranting pohon yang tinggi.
Saat tiba di camping ground tak lama kemudian tenda berdiri,bak jamur dimusim penghujan. suasana kekeluargaan tercipta dengan berjalannya waktu.

Saturday 23 July 2011

Tentangku

Perkenalkan nama saya Widodo Sungkono. Berhubung saya seorang anak rimba, saya biasa dipanggil Sodhung. Itu adalah nama rimba, pemberian kakak angkatan saya.
apa itu sodhung? dan mengapa saya diberi nama tersebut? itu akan saya ceritakan dilain waktu..

Saya lahir di Banyuwangi pada tanggal 22 Desember. Sekarang sedang melanjutkan pendidikan di Jember, sebagai mahasiswa sastra inggris.

Pencinta alam yang saya ikuti (dan cintai) adalah SWAPENKA.

Itu dulu tentang saya. Terima kasih.

Salam Lestari..!